Selasa, 26 Maret 2013


cRencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Sekolah                                 : SMK Negeri I Pallangga
Materi pelajaran                  : Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester                 : X / 1
Alokasi waktu                      : 2x 45Menit
Pertemuan ke                      : 1

I.       Standar kompetensi   : Memahami komponen-komponen dasar
elektronika
II.      Kompetensi Dasar      : 1.1 Mendiskripsikan kode warna pada
badan resistor dan menganalisarangkaian resistor seri pararel

III.    Indikator                        :

a.    Menjelaskan pengertian Resistor 
b.    Menjelaskan warna resistor
c.    Menjelaskan fungsi resistor
d.    Menghitung nilai resistor
e.    Menunjukkan simbol resistor

IV.   Tujuan Pembelajaran
Setelah Selesai proses pembelajaran siswa dapat :
1.    Mampu : menjelaskan, memahami komponen resistor

V.     Materi Ajar
a.    Pengertian komponen pasif resistor
Komponen Pasif adalah Komponen yang tidak dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Contoh komponen pasif:  Resistor, merupakan komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif. Pada gambar sebelah kiri, terdapat rangkaian yang memberikan arus sebesar 2 mA. Jika pada rangkaian disisipkan resistor 10 K ohm (gambar kanan), akan memberikan arus 1 mA. Nampak bahwa pemasangan resistor tersebut akan membatasi arus. Oleh karena tak dapat menguatkan sinyal, maka resistor termasuk komponen pasif.
b.    jenis komponen pasif resistor
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam jenis, yakni resistor tetap (fixed resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).


Resistor
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
Resistor Tidak Tetap (Variable
Resistor):
1. Potensiometer
2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
4. NTC dan PTC
5. LDR
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhj7OiZG8c3mAZERbgJsZAzFH7R3i28WNrkekMwoW5l1tFpT1yHMLrZPUlfzUu9lmv-YKBCOtownK-j-vytCQjUdTI3xf0q49HxlSDi-bXkTU8HsNDhOv4Ux02p20BWYCAmJXuX9XPHr5A/s220/resistor-kawat.png
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping.
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWXBuJmUhA3H7Hha5p_H1ZnwEIdYmahRLaf3oO4qMLBSDAYfztz_mAc9Ynfnx5lOC-IXnqg0QcESm__Nud5NuCXdcommBNQ7T14x7tbi70xwdHK83rhWrdTkTMu8Tvvm_z9PnhH7AayiA/s183/resistor-karbon%2520%2528arang%2529.jpeg
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian – rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada gambar di samping.
3. Resistor Keramik atau Porselin
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaBSyySyYcU1VvsWxep92jbVmsl7m_8Q-v8or4p7xnMkAiuoRkLEjGJLJnt6x1c_3O0JY3i4Ko2c6A2RSpBK7bfy3qNkdRosRFOwCg1jE_g-1xCfTbn5zYHgp3OBFUWVBiTCeDK18wF9Y/s184/Resistor-keramik-atau-porselin.jpg
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
4. Resistor Film Karbon
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhi1FKrWzWt6zALr-mKFEsx3OboFM043utqecSNGajUSvn8vCBZN0-jh4DtxeXXrOfAedQmzQHhILswdpAMv8GBOSOS9rKu4t2p7pz9GklxYC8UAoHk171jMGyo4te2-8APSt1XdNkp6Ko/s185/resistor-film-karbon.jpg
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
5. Resistor Film Metal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjzO5Ev8qcvVNje43TxO-v7_j7fLi1oCN1c3Uk9uuwSPQDVjvNDWQbsufAo4CuoUdk9wAXDrM9mDa-LRWjzYCZ-mNcxJ1RcND_ldxOix3t-7caQldcu1BlR2tScNG5_AeO-UvTJhHGReE4/s300/resistor-film-metal.jpg
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
c.   
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUMggmdja2muuphcDvOGl-gXPEI03ChVANdsENQxBel07HQc31-vTPiYVr4oydp8hwZHClTHh_sVxhIK4wXOiISA6SCQReTuAiZ9nTa7kyzevPPqwvZAdU1hX_-BMD6AD1AJs36JteWzw/s264/Potentiometer.jpg
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer.
2. Potensiometer Geser
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtA-pRN32hlvFUhHQDLgYIaGLJ9ZrKs_d1z0UIZXX4dmPkKBNmsftVmc9b6qgsLknADfbPwJ2y9x3M8DrTA-ySVZgWSf7_g9e5psmPIZwikBNGnvAbLwHgDy0MgemHpFjgARoZpFqFsoo/s300/Potensiometer-geser.jpg
Potensiometer geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah.
3. Trimpot
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiO3h1tAHbnZD-pPmmgcbuSDYblLof3s40qfBCxIO68sawz6xo-m8wIz6hORIxF7Y4aygCtjrpbjDtAGDmIv_Eiv1maL8Sx_4rsumNXD4a_K5i2k98dQkR_gOY7K9d4HI2h71xdddFhS4s/s300/trimpot.jpg
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.
4. NTC dan PTC
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsi34U74W9-YwQXCeNwEbnVlX7yam9mIHHIxjnpoQnbIl93IGsLakYGX4Ij9qsqLnjbadLmyxK7u6ZFuW2fupskA_5BNqX3Gk3wn2b4mR6eDGiIWBf4zvDJQrJgCkrZd5ILp07EmnAyUk/s300/ntc-dan-ptc.jpg
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada gambar di samping.
5. LDR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2423v_cm6KGeYlQDZYZbXoqv5i8HpzD0-Mx8YfKZUZASs0_a103pyBnO03J6uC_PPvVJ3CffNuLhERgOcs2fMkqLYB0MFvjFRevni-g3h418mPC5CvUkG59A-JNJAqWjmJt38V0h0ag0/s300/LDR.jpg
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas.

d.    Pemahaman komponen pasif resistor
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik sehingga tidak bisa menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Berikut contoh komponen pasif adalah:


https://encrypted-tbn3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRrBFwePTlwramBqWJSfi3hBcydnymytBVDD1POWJ0vidiIjMO1WQ



VI.   Metode Pembelajaran
Ceramahbervariasi tanya jawab , penugasan.

VII.  Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran
No
Pertemuan
Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Ket
1










2











3











I











I
Pendahuluan:
a.   Guru mengaitkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan awal siswa. (ceramah)
b.    Guru menyampaikan indikator pencapaian belajar. (ceramah)
c.    Guru mengingatkan siswa pada materi prasyarat, misal: hubungan resistor dengan tegangan listrik dan arus. (ceramah)
Kegiatan inti:
a.    Siswa membentuk kelompok yang masing-masing kelompokterdiri atas 3 siswa,(diskusi)
b.    Guru menerangkan.(ceramah)
c.    Siswa membuat resume tentang materi yang tertera pada kompetensi dasar,
         (Kerja mandiri)
d.    Mengerjakan lembar kerja. (Kerja kelompok)
Kegiatan penutup
a.    Siswa membuat kesimpulan yang dibantu oleh guru
b.    Mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. (diskusi)
c.    Pemberian tugas PR(Kerja mandiri)

15menit









60 menit











15 menit







VIII. Sumber Belajar :
a.    Elektronika Praktis PT. Pradnya Paramit
b.    Adamekum Elektronila
c.    www: elka18.co.nr

IX.   Media Pembelajaran
a.    Power point
b.    Gambar

X.     Penilaian
a.    Tes tertulis
b.    Tes lisan / tanya jawab
c.    Praktek





0 komentar:

Posting Komentar