(RPP)
Sekolah :
SMK Negeri I Pallangga
Materi pelajaran : Kompetensi dasar Elektronika
Kelas / semester : X / 1
Alokasi waktu : 2x 45Menit
Pertemuan ke : 1
I.
Standar
kompetensi : Memahami komponen-komponen
dasar
elektronika
II.
Kompetensi
Dasar : 1.1 Mendiskripsikan kode warna pada
badan resistor dan
menganalisarangkaian resistor seri pararel
III.
Indikator
:
a. Menjelaskan
pengertian Resistor
b. Menjelaskan warna resistor
c. Menjelaskan fungsi resistor
d. Menghitung nilai resistor
e. Menunjukkan simbol resistor
IV.
Tujuan
Pembelajaran
Setelah
Selesai proses pembelajaran siswa dapat :
1.
Mampu : menjelaskan, memahami komponen
resistor
V.
Materi
Ajar
a.
Pengertian komponen pasif resistor
Komponen Pasif adalah Komponen yang tidak dapat
menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu
energi ke bentuk lainnya. Contoh komponen pasif: Resistor, merupakan
komponen elektronika yang berfungsi membatasi/menghambat arus listrik. Karena
tidak dapat menguatkan sinyal maka resistor termasuk komponen pasif. Pada
gambar sebelah kiri, terdapat rangkaian yang memberikan arus sebesar 2 mA. Jika
pada rangkaian disisipkan resistor 10 K ohm (gambar kanan), akan memberikan
arus 1 mA. Nampak bahwa pemasangan resistor tersebut akan membatasi arus. Oleh
karena tak dapat menguatkan sinyal, maka resistor termasuk komponen pasif.
b.
jenis komponen pasif resistor
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam jenis, yakni resistor tetap (fixed
resistor) dan resistor tidak tetap (variable resistor).
Resistor
|
|
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
|
Resistor Tidak Tetap (Variable
Resistor):
1. Potensiometer
2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
4. NTC dan PTC
5. LDR
|
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak dapat
diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai tetap dari
resistor tersebut. Sedangkan, untuk variable resistor, ciri - cirinya
adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi dirubah dengan sengaja
atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan. Dengan demikian, sebagian
resistor variabel dapat kita tentukan besar resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat
|
|
|
Resistor kawat adalah jenis resistor generasi pertama
yang lahir pada saat rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum
tube). Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar.
Resistor kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena
memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi. Jenis
lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor dengan
lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian dilapisi dengan
bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor jenis ini adalah dalam
ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt. Ilustrasi dari resistor kawat
dapat dilihat pada gambar di samping.
|
2. Resistor Batang Karbon (Arang)
|
|
|
Pada awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon
kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna
berbentuk gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis
resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya
resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian –
rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada
gambar di samping.
|
3. Resistor Keramik atau Porselin
|
|
|
Dengan adanya perkembangan teknologi di bidang
elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari
bahan keramik atau porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah
dibuat jenis resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor
ini telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena bentuk
fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari
resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
|
4. Resistor Film Karbon
|
|
|
Resistor film karbon ini adalah resistor hasil
pengembangan dari resistor batang karbon. Sejalan dengan perkembangan
teknologi, para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis
resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang
berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya
dicantumkan dalam bentuk kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan
dalam berbagai rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan
memiliki resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor
ini masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk
dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping.
|
5. Resistor Film Metal
|
|
|
Resistor film metal dibuat dengan bentuk hampir
menyerupai resistor film karbon. Resistor tahan terhadap perubahan
temperatur. Resistor ini juga memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena
nilai toleransi yang tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya
sekitar 1% atau 5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor
film metal ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah
gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor film
karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini sangat
cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki rating daya
sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari resistor ini
dapat dilihat pada gambar di samping.
|
c.
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer
|
|
|
Potensiometer merupakan variable resistor yang paling
sering digunakan. Pada umumnya, potensiometer terbuat dari kawat atau karbon.
Potensiometer yang terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama
lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih
menggunakan tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki
bentuk yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai
potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak terbuat
dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan resistansi yang
besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang terbuat dari bahan karbon.
Pada umumnya, perubahan resistansi pada potensiometer terbagi menjadi 2,
yakni linier dan logaritmik. Yang dimaksud dengan perubahan secara linier
adalah perubahan nilai resistansinya sebanding dengan arah putaran
pengaturnya. Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik
adalah perubahan nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada
umumnya, potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup
unik karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah
melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal
diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.
Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut linier atau logaritmik,
dapat dilihat huruf yang tertera di bagian belakang badannya. Jika tertera
huruf B, maka potensiometer tersebut logaritmik. Jika huruf A, maka
potensiometer linier. Pada umumnya, nilai resistansi juga tertera pada bagian
depan badannya. Nilai yang tertera tersebut merupakan nilai resistansi
maksimal dari potensiometer.
|
2. Potensiometer Geser
|
|
|
Potensiometer geser merupakan kembaran dari
potensiometer yang telah dibahas di atas. Perbedaannya adalah cara mengubah
nilai resistansinya. Pada potensiometer yang telah dibahas di atas, cara
mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul
keluar. Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai
resistansinya adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk
dari potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya,
bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon. Adapula
yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan karena
ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan nilai
resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk potensiometer geser
dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen yang ditengah.
|
3. Trimpot
|
|
|
Trimpot adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat
dan karakteristik dari trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya
saja, trimpot ini memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2,
yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot menyatakan
perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan huruf A untuk
perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai resistansinya, kita dapat
memutar lubang tengah pada badan trimpot dengan menggunakan obeng. Bentuk
trimpot dapat dilihat pada gambar di samping.
|
4. NTC dan PTC
|
|
|
NTC (Negative Temperature Coefficient) dan PTC
(Positive Temperature Coefficient) merupakan resistor yang nilai
resistansinya berubah jika terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya.
Untuk NTC, nilai resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun.
Sedangkan, nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik.
Kedua komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau
temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat pada
gambar di samping.
|
5. LDR
|
|
|
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang
nilai resistansinya berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di
daerah sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu
mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan demikian,
nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang diterimanya
sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai resistansi LDR
akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak atau kondisi
sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor cahaya, khususnya
sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman. Bentuk LDR dapat
dilihat pada gambar di atas.
|
d.
Pemahaman komponen pasif resistor
Komponen pasif adalah jenis komponen elektronika yang bekerja tanpa
memerlukan arus listrik sehingga tidak bisa menguatkan dan menyearahkan sinyal
listrik serta tidak dapat mengubah suatu energi ke bentuk lainnya. Berikut
contoh komponen pasif adalah:
VI.
Metode
Pembelajaran
Ceramahbervariasi tanya jawab , penugasan.
VII. Langkah
– Langkah Kegiatan Pembelajaran
No
|
Pertemuan
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Waktu
|
Ket
|
1
2
3
|
I
I
|
Pendahuluan:
a. Guru
mengaitkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan awal siswa. (ceramah)
b. Guru
menyampaikan indikator pencapaian belajar. (ceramah)
c. Guru
mengingatkan siswa pada materi prasyarat, misal: hubungan resistor dengan
tegangan listrik dan arus. (ceramah)
Kegiatan
inti:
a. Siswa
membentuk kelompok yang masing-masing kelompokterdiri atas 3 siswa,(diskusi)
b. Guru
menerangkan.(ceramah)
c. Siswa
membuat resume tentang materi yang tertera pada kompetensi dasar,
(Kerja
mandiri)
d. Mengerjakan
lembar kerja. (Kerja kelompok)
Kegiatan penutup
a. Siswa
membuat kesimpulan yang dibantu oleh guru
b. Mengadakan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. (diskusi)
c. Pemberian
tugas PR(Kerja mandiri)
|
15menit
60
menit
15
menit
|
|
VIII. Sumber
Belajar :
a.
Elektronika Praktis PT. Pradnya
Paramit
b.
Adamekum Elektronila
c.
www: elka18.co.nr
IX.
Media
Pembelajaran
a.
Power point
b.
Gambar
X.
Penilaian
a.
Tes tertulis
b.
Tes lisan / tanya jawab
c.
Praktek
0 komentar:
Posting Komentar